Laporan Hasil Observasi
A.
PENJELASAN DESKRIPSI SEKOLAH
Nama Sekolah :SMA
Negeri 1 Galang
Alamat :Jl.
Besar Kompleks Galinda, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Galang (no.telp
7981645)
Uang Sekolah :Rp.
50.000,-
Konsep e-learning
yang digunakan :Individual Online dan
Offline
Lama waktu penggunaan e-learning: 2011 - sekarang
Narasumber: Haris
Nasution, S.Pd
B.
URAIAN OBJEKTIF OBSERVASI
Pelaksanaan Rabu, 15 Mei 2013
Kelas yang di Observasi Kelas X-4
Lama Observasi 2 jam pelajaran x 45 menit = 90 menit
Pembagian tugas dalam Observasi
M. Ikhsan Pratama (121301018) : Manejemen Kelas
M. Ikhwan Nasution (121301021) : Dinamika pembelajaran dan HUMAS
Melfa Y. Simanjuntak (121301046) : Motivasi
Melva Febrina N. (121301064) : Uraian Objektif dan dokumentasi
Dian Arizka Pratiwi P. (121301098) : Teori Belajar
Novalia Tarigan (121301110) :
Orientasi belajar
C. LAPORAN HASIL
OBSERVASI
Dari
observasi yang kami lakukan, kami mengobservasi beberapa aspek yang terjadi di
dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya di kelas X4. Antara
lain aspek sistem pembelajaran khususnya sistem pembelajaran E-Learning,
motivasi siswa, manajemen kelas, dan beberapa aspek lainnya.
1.
Konsep E-Learning
Dari
segi penggunaan sistem belajar, sekolah tersebut sudah menggunakan sistem
E-Learning. Hal ini sangat terlihat dari penggunaan proyektor pada saat proses
pembelajaran, dan juga siswa-siswi di sekolah tersebut tergabung dalam sebuah
media jejaring sosial yang juga di gunakan dalam membantu proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran, siswa juga di berikan beberapa referensi dari internet,
seperti yang kami lihat langsung pada saat observasi ke sekolah tersebut. Pada
saat itu siswa sedang dalam proses mata pelajaran Bahasa Inggris yang bahan
pelajarannya lewat E-book (electronic
book) yang berjudul Developing
English Competencies. Konsep E-Learning yang terlihat di kelas tersebut
saat di observasi adalah meliputi offline dan sinkron.
2.
Orientassi Belajar
Orientasi
pembelajaran yang di gunakan adalah teacher
centre learning, dimana guru bertindak sebagai pengajar, pembawa materi
pelajaran (metode ceramah), pengontrol utama suasana kelas, pemberi instruksi,
pemberi tugas kepada siswa, dan lainnya. Sehingga siswa cenderung pasif dan
mengikuti arahan dan petunjuk dari pengajar. Namun siswa di berikan kebebasan
untuk memberi pertanyaan apabila kurang mengerti, dan juga terkadang siswa di
berikan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan pelajaran tersebut oleh
pengajar di sela-sela proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menarik
perhatian siswa dan mengukur seberapa persen siswa mengerti mengenai materi
yang di ajarkan.
3.
Manajemen Kelas.
Manajemen
di dalam kelas tersebut cukup baik, dari segi peralatan pembelajaran ruangan
tersebut cukup lengkap. Dari hasil proses observasi kami, suasana kelas
tersebut tidak terlalu padat oleh siswa, lantai dan dinding kelas bersih, namun
bangku dan meja yang terletak di pojok ruangan kelas kurang tertata rapi dan
juga kelas cukup gerah dan panas. Apalagi hal ini di karenakan tidak adanya
fasilitas kipas angin atau pendingin ruangan di ruangan belajar tersebut. Hal
ini cukup dapat mengganggu proses pembelajaran dan siswa terlihat kegerahan
sehingga menyebabkan berkurangnya konsentrasi belajar siswa terutama jika pada
siang hari. Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan
pembelajaran murid (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003).
Suasana kelas dan fasilitas yang lengkap serta manajemen kelas yang baik akan
menunjang proses belajar mengajar.
Di
dalam kelas terdiri dari 29 orang siswa yang terdiri dari 15 orang siswi dan 14
orang siswa. Gaya penataan meja siswa bergaya auditorium, dimana semua siswa
duduk menghadap guru. Meja siswa berpasangan yang terdiri dari 4 baris ke
samping dan masing-masing 4 baris ke belakang. Gaya penataan meja siswa sudah
baik; dari setiap sisi tempat duduk siswa, siswa dapat melihat kearah pengajar
dan papan tulis yang berada di bagian tengah depan kelas dengan jelas.
Pencahayaan di dalam kelas juga baik, terutama di karenakan ruangan di lengkapi
oleh jendela-jendela yang cukup baik.
4.
Motivasi.
Dari
segi motivasi belajar siswa, siswa terlihat cukup antusias dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat siswa di beri pertanyaan siswa dapat
menjawab dengan baik dan juga siswa mau sesekali bertanya kepada pengajar. Pada
saat di beri tugas pun tugas siswa dengan segera mengerjakan tugas yang di
berikan oleh pengajar tersebut. Motivasi adalah proses yang memberi semangat,
arah, dan kegigihan prilaku. Yang artinya, prilaku yang termotivasi adalah
penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Siswa termotivasi apalagi dikarenakan
pengajar dapat menambahkan motivasi siswa. Setiap awal proses pembelajaran,
pengajar terlebih dahulu memberikan kata-kata motivasi dan hal ini cukup dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Proses
pembelajaran siswa di dalam kelas tersebut berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Suasana kelas tersebut terasa hangat dan penuh dengan canda tawa
di sela-sela pembelajaran. Pengajar juga menggunakan beberapa perspektif
tentang motivasi antara lain perspektif behavioral dan perspektif kognitif.
Dari segi behavioral siswa di berikan insetif ataupun reinforcement, contohnya pada saat pemberian tugas jika siswa
mengumpulkan tugas tepat waktu dapat poin jika tidak mengumpulkan maka akan di
hokum seperti menyapu halaman sekolah dll. Sedangkan dari segi perspektif
kognitif, siswa siswa di berikan kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol
hasil prestasi, contohnya pada saat ujian siswa di berikan kesempatan dan tanggung
jawab untuk menentukan mau seberapa baik
hasil ujiannya dengan belajar giat.
5.
Toeri belajar.
Teori belajar yang di
gunakan di kelas yang di observasi ini menggunakan teori belajar behavioral yang dimana siswa belajar
dengan menggunakan insentif dan reinforcement, dimana kalau mereka tidak
mengerjakan tugas mereka akan mendapatkan hukuman tetapi apabila mereka
mengerjakan tugas mereka akan mendapat reward, seperti nilai mereka bagus. Hal
ini terlihat pada saat kami melakukan observasi pada proses belajar bahasa
inggris, dimana guru menjelaskan materi kepada siswa. Siswa cukup aktif dalam
mendengarkan penjelasan dari pengajarkemudian mereka juga mendiskusi hasil
penjelasan dari pengajar tersebut. Setelah pengajar selesai menjelaskan,
pengajar memberikan tugas kepada siswa.
D. RANGKUMAN HASIL
OBSERVASI
1. Menurut Kelompok
Menurut kelompok, dari observasi
yang dilakukan dapat dilihat proses pembelajaran sekolah tersebut sudah cukup
baik untuk konsep e-learningnya. Namun, belum sepenuhnya mencakup konsep
e-learning yang sebenarnya. Contoh kekurangannya seperti, pengajar yang kurang
terampil dalam menggunakan media teknologi.
Dari segi manajemen kelas, kelas
tersebut sudah cukup baik dan peralatan pembelajaran yang mendukung e-learning
sudah cukup lengkap. Gaya penataan
ruangan sudah baik sehingga membuat siswa dapat melihat pengajar dan whiteboard
dengan baik dan jelas.
Untuk motivasinya, ada dua
perspektif tentang motivasi yang digunakan di SMA Negeri Galang, yaitu
perspektif behavioral dan kognitif. Orientasi
belajar yang digunakan adalah metode TCL ( teacher center Learning ) dimana
proses pembelajaran berfokus dan bersumber dari guru. Siswa sendiri cenderung
pasif dan mengikuti intruksi dari penngajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar