SEKOLAH LUAR
BIASA C (ANAK DOWN SYNDROM)
1. Anak Down
Sindrom
A.
Defenisi Anak Down Sindrom
Down Syndrome adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak yang disebabkan adanya
abnormalitas perkembangan kromosom (Cuncha, 1992).
Ahli pertama yang mengidentifikasikan gangguan ini adalah John Langdon Down.
Ahli pertama yang mengidentifikasikan gangguan ini adalah John Langdon Down.
Dari segi sitologi, down syndrome dapat
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
Syndroma Down
Triplo-21 atau Trisomi 21, sehingga penderita memiliki 47 kromosom. Penderita
laki-laki= 47,xy,+21, sedangkan perempuan= 47,xx,+21. Kira-kira 92,5% dari
semua kasus syndrome down tergolong dalam tipe ini.
Syndrome Down
Translokasi, yaitu peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom, disebabkan
karena suatu potongan kromosom bersambungan dengan potongan kromosom lainnya
yang bukan homolog-nya (Suryo, 2001).
Kesimpulan yang diperoleh dari berbagai
definisi di atas adalah down syndrome merupakan suatu kondisi keterbelakangan
mental dan fisik yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Anak yang mengalami
down syndrome, biasanya memiliki IQ di bawah 50.
B.
Penyebab Anak Menderita Down Sindrom
Down syndrome terjadi karena kelainan susunan
kromosom ke-21, dari 23 kromosom manusia. Pada manusia normal, 23 kromosom
tersebut berpasang-pasangan hingga jumlahnya menjadi 46. Pada penderita down
syndrome, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga (trisomi), sehingga
totalnya menjadi 47 kromosom. Jumlah yang berlebihan tersebut mengakibatkan
kegoncangan pada sistem metabolisme sel, yang akhirnya memunculkan down
syndrome.
Down syndrome juga disebabkan oleh kurangnya
zat-zat tertentu yang menunjang perkembangan sel syaraf pada saat bayi masih di
dalam kandungan, seperti kurangnya zat iodium. Menurut data badan UNICEF,
Indonesia diperkirakan kehilangan 140 juta poin Intelligence Quotient (IQ)
setiap tahun akibat kekurangan iodium. Faktor yang sama juga telah
mengakibatkan 10 hingga 20 kasus keterbelakangan mental setiap tahunnya.
2. Metode
Pembelajaran Untuk Anak Down Sindrom
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin
keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap
warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam
kemampuan (difabel).
Namun sayangnya
sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman, sehingga
menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar pada
perbedaan agama, etnis, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental
yang dimiliki oleh siswa. Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah
menghambat para siswa untuk dapat belajar menghormati realitas keberagaman
dalam masyarakat.
Akibatnya dalam interaksi sosial di masyarakat
kelompok difabel menjadi komunitas yang teralienasi dari dinamika sosial di
masyarakat. Masyarakat menjadi tidak akrab dengan kehidupan kelompok difabel.
Sementara kelompok difabel sendiri merasa keberadaannya bukan menjadi bagian
yang integral dari kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Tujuan
diselenggarakannya lembaga pendidikan TK & SD Sekolah khusus anak dengan down
sindrom adalah mensukseskan program wajib belajar yang di canangkan oleh
pemerintah, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Meningkatkan dan
memperluas pemberian layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Sekolah umum yang menyelenggarakan
pendidikan inklusif harus mempunyai tenaga guru yang memiliki pemahaman tentang
pendidikan inklusif dan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Selain itu,
perlu ada minimal satu orang guru yang memiliki kualifikasi pendidikan atau keahlian
pada bidang pendidikan khusus. Hal ini penting supaya anak berkebutuhan khusus
mendapat layanan pembelajaran yang tepat.
3. Desain
Ruangan Kelas
Di sekolah tersebut disediakan
fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Ruang Kepala
Sekolah
2. Ruang Guru/TU
3. Ruang Asesmen
4. Ruang kelas/
sumber belajar sebanyak 20 ruang sumber belajar;
5. Ruang kelas khusus untuk penanganan anak autis yang di desain sesuai
kebutuhan;
6. Ruang Laboratorium Bahasa;
7. Hot Spot Wi-Fi area;
8. Ruang Perpustakaan;
9. Ruang latihan
program khusus (Fisioterapi, Okupasi terapi, Speech terapi/ terapi bicara);
10. Ruang/ sarana program keterampilan pilihan seperti:
ket. tataboga, ket. Pertanian, ket. Fotograpi kerajinan tangan dan keterampilan
jasa.
11. Toko Siswa
12. Pemeriksaaan para ahli: Dokter Rehab, dokter gigi, dan
Psikologi
13. Arena taman bermain
14. Lahan berbagai tanaman hias, tanaman
obat dan berbagai jenis tanaman
buah-buahan;
15. Mushola.
Selain itu desain ruangan yang dibuat memiliki
gambar-gambar yang membuat anak semangat dan tertarik untuk belajar.
Indoor Outdoor
4. Tenaga
Pendidik
Kunci utama menjadi seorang guru ialah, ia
harus sabar menghadapi murid yang berbeda. Harus lebih sabar, kompeten, ramah
dan memiliki inovasi-inovasi baru untuk pembelajaran untuk anak special. Dan
memiliki relasi yang cukup untuk dokter, psikiater dan lisa. Tidak menganggap
mereka yang berkebatasan menjadi penghalang. Melainkan membantu untuk
memotivikasi mereka dan menemukan bakat yang ada pada anak berkebutuhan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar