Berdasarkan
pertimbangan untuk pengembangan kreativitas
Hakikat Pendidikan
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara
optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai
dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai
bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan
yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu dan memupuk
bakat yang ada . dulu orang biasanya mengartikan ‘’anak berbakat’’ sebgai anak
yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi. Namun sekarang makin
disadari bahwa yang menentukan keberbakatan bukan hanya intelegensi melainkan
juga kreativitas dan motivasi untuk prestasi.
Kebutuhan
Akan Kreativitas
Ditinjau dari aspek kehidupan mana
pun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa. Kita menghadapi macam-macam
tantangan , baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang
budaya dan sosial. Perpanjangan waktu luang memerlukan penyaluran energi ke usaha
atau kegiatan kreatif, namun biasanya kita liat ialah bahwa sudah bekerja orang
cenderung mengikuti hiburan (entertainment) secara pasif atau melakukan
kegiatan kelompok yang semuanya sudah ditentukan atauran mainnya, bahkan dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan keluarga.
Kendala
dalam pengembangan kreativitas
Kendala konseptual lainnya terhadap
gerakan kreativitas terletak pada alat-alat ikur (tes) yang biasanya di pakai di sekolah-sekolah, yaitu tes
intelegensi tradisional yang mengukur kemampuan siswa untuk bejar, dan tes
prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama program pendidikan, baik
itu tes intelegensi maupun tes prestasi belajar.
Sebab utama lain dari kurangnya perhatian dunia pendidikan dan psikologi
terhadap kreativitas terletak pada kesulitan merumuskan konsep kreativitas itu
sendiri.
Sebab lain dari kelalaian terhadap masalah pengembangan kreativitas yaitu
metodologis. Tuntutan akan alat-alat ukur yang mudah digunakan dan objektif
telah mengalihkan perhatian dari upaya untuk mengukur kemampuan kreativitas.
Penggunaan model stimulus-response dalam teori belajar merupakan sebab
lain dari kurangnya perhatian psikologi dan pendidikan terhadap masalah
kreativitas.
Hubungan
Kreativitas-Intelegensi
Gulford dengan pidatonya yang
terkenal pada tahun 1950 memberi perhatian terhadap masalah kreativitas dalam
pendidikan, mnyatakan bahwa pengembangan kreativitas ditelantarkan dalam
pendidikan formal, padahal sangat amat bermana bagi pengembangan potensi anak
secara utuh dan kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya.
Sehubungan dengan masalah dimensionalitas intelegensi-kreativitas, dalam
penelitian Utami Munandar (1977) dari hasil studi korelasi dan analisis faktor
membuktikan tes kreativitas sebagai dimensi fungsi kognitif yang relatif bersatu
yang dapat dibedakan dari tes intelegensi.
Peran
Injtelegensi dan Kreativitas Terhadap Prestasi Sekolah Torrance (1959), Getzels dan jackson
(1962), dan Yamamoto (1964) berdasarkan studinya masing-masing sampai pada
kesimpulan yang sama, yaitu bahwa kelompok siswa yang
kreativitasnya tinggi tidak berbeda
dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa yang intelegensinya relatif lebih
tinggi. Penelitian Utami Munandar (1977) terhadap siswa SD dan SMP menunjukan
bahwa kreativitas sama absahnya seperti intelegensi sebagai prediktor dari
prestasi sekolah.
Milgram (1990) menekankan bahwa intelegensi atau IQ semata-mata tidak
dapat meramalkan kreativitas dalam kehidupan nyata.
Menurut cropley (1994), true giftedness (keberbakatan yang
sungguh-sungguh) merupakan gabungan antara kemampuan konvesional (ingatan baik,
berfikir logis, pengetahuan faktual , kecemasan, dan sebagainya) dan kemampuan
kreatif .
Oleh karna itu baik assessment siswa maupun penilaian sistem pendidikan
sebaiknya digunakan berbagai tes yang mempunyai arti psikologis yang bermakna
dan yang cukup beragam, sehingga memberikan gambaran yang lebih lengkap
mengenai sejauh mana sasaran pndidikan tercapai.
Sikap
Kreatif Sebagai Non-Aptitude Trait dari Kreativitas
Secara umum dapat di terima bahwa
produktivitas kreatif merupakan perubahan (variabel) yang majemuk meliputi
faktor sikap, motivas dan tempramen di samping kemampuan kognitif.
Dalam studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari kreativitas,
Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang
berhubungan dengan kreativitas.
Sikap
Guru dan Orang Tua Mengenai Kreativitas
Apa yang dapat dilakukan oeleh
pendidik yaitu mengembangkan sikap dan kemampuan anak didiknya yang dapat membantu
untuk menghadapi ;persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan
inventif .
Kreativitas yaitu hasil dari interaksi individu dan lingkungannya di
mana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu maupun di
dcalam lingkungann yang dapat menunjang atau dapat menghambat upaya
kreativitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar