pengertian belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan
dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan
sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155)
mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan
dan sikap baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar
adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya
respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi
belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson
(1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan
bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif
permanen yang terjadi karena pengalaman.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai
pengertian minat dan pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar
adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa
gejala,seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu adalah
perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar
yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar
serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam
diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk
mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin
terus belajar. Minat belajar sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan
proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya bermuara pada pencapaian
tujuan pembelajaran.
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau
lingkungannya antara lain sebagai berikut :
1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan
jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung
keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi
gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran,
otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44)
faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,
berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor
psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan
dengan minat belajar.
Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju
kepada suatu objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas belajar akan berdampak terhadap
kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam
belajar kurang memuaskan. Kurangnya perhatian terhadap materi yang dipelajari
juga mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri siswa.
Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau
menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh
karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Siswa yang mempunyai daya ingat yang
kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya untuk belajar.
Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih
perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan
persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan
untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan menunjang
keberhasilannya dalam belajar. Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan
berpengaruh terhadap minatnya dalam belajar. Pada pembelajaran seni rupa,
banyak ditemukan anak yang kurang berminat untuk belajar karena tidak berbakat.
Oleh karena itu bakat berpengaruh terhadap minat belajar.
2.Faktor dari luar siswa, meliputi :
a. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana
lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan
prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa
dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman
bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari
diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar.
Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya
minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh
banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau
hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :
Kelainan jasmaniah
pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak di dalam
mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.
Pelajaran di kelas
kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta di
dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan.
Ada masalah atau
kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan. Dalam
hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.
Perhatian utama
dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti : olah
raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis,
atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
Sikapnya yang
seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu
sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan
demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak
berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya
jauh lebih mampu dari ia sendiri.
Ada konflik
pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini
sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan
satu jenis senjata untuk melawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar